Aku bingung untuk menyebutnya. Betulkah itu cinta pertama, ketika semasa SD saya seperti terpesona dengan kawan sekelas saya yang sangat ya bisa dibilang lumayan tampan.. Namun waktu itu tak terpikirkan olehku untuk menampakkan rasa “kesengsem” dalam hati ini ke permukaan, sebab suasana kampung tak mengajarkan anak seusia SD untuk saling menyatakan perasaannya. Mungkin hal ini beda dengan sekarang; dengan situasi yang berbeda anak-anak seusia SD sudah berpacaran, bahkan sudah keterlaluan/ kelewat batas dalam pergaulannya. Mungkin juga apa yang aku ceritakan itu lebih tepat disebut “cerita monyet” kata penyanyi kita Erni Johan.
Atau barangkali kejadian ini yang disebut cinta pertama? Sewaktu SMP saya terpesona, lagi-lagi dengan teman sekelas. Bukan karena tampan, tetapi karena kesahajaannya. Walau tak pernah terucap dari mulut bahwa aku mencintainya, tetapi setiap kali bertemu dengannya ada getaran lembut dalam hati. Apalagi jika si dia tidak masuk sekolah karena sakit, rasanya ada yang hilang. Sampai akhirnya ketika kami terpisah karena sudah lulus, tak pernah ada kata-kata “I love you” atau apapun.
Kalau yang dimaksud cinta pertama adalah yang diungkapkan dengan pernyataan lisan maupun perbuatan, maka barangkali kejadiannya selepas saya lulus SMP. Ketika aku menemukan teman kelasku di SD yang selain tampan dia juga rajin beribadah, maka aku memberanikan diri untuk menyatakan isi hatiku. Rasanya sangat bahagia ketika si Teman itu menanggapinya, dan kemudian kami “berpacaran” walau hanya dengan selembar surat, karena memang kami tak pernah bertemu langsung, berbincang, apalagi sampai bermesraan. Namun rasa sayang dalam hati memang tumbuh, hingga akhirnya karena suatu hal yang diluar kuasaku, si teman ini menghendaki lain. Maka hancurlah perasaanku waktu itu. Sampai sekarang pun kadang aku menyesali, mengapa waktu itu aku menyatakan perasaanku kepadanya. Sebab jika waktu itu aku tak menyatakan perasaanku, maka aku tak pernah putus cinta?
Aneh, kan? Itulah kisah masa lalu yang mengawali sebagian dari kehidupanku.heheheh ,,, lhah kok curhat sich ,, cinta pertama ,, cinta monyetku ,, hheheheh ....
Atau barangkali kejadian ini yang disebut cinta pertama? Sewaktu SMP saya terpesona, lagi-lagi dengan teman sekelas. Bukan karena tampan, tetapi karena kesahajaannya. Walau tak pernah terucap dari mulut bahwa aku mencintainya, tetapi setiap kali bertemu dengannya ada getaran lembut dalam hati. Apalagi jika si dia tidak masuk sekolah karena sakit, rasanya ada yang hilang. Sampai akhirnya ketika kami terpisah karena sudah lulus, tak pernah ada kata-kata “I love you” atau apapun.
Kalau yang dimaksud cinta pertama adalah yang diungkapkan dengan pernyataan lisan maupun perbuatan, maka barangkali kejadiannya selepas saya lulus SMP. Ketika aku menemukan teman kelasku di SD yang selain tampan dia juga rajin beribadah, maka aku memberanikan diri untuk menyatakan isi hatiku. Rasanya sangat bahagia ketika si Teman itu menanggapinya, dan kemudian kami “berpacaran” walau hanya dengan selembar surat, karena memang kami tak pernah bertemu langsung, berbincang, apalagi sampai bermesraan. Namun rasa sayang dalam hati memang tumbuh, hingga akhirnya karena suatu hal yang diluar kuasaku, si teman ini menghendaki lain. Maka hancurlah perasaanku waktu itu. Sampai sekarang pun kadang aku menyesali, mengapa waktu itu aku menyatakan perasaanku kepadanya. Sebab jika waktu itu aku tak menyatakan perasaanku, maka aku tak pernah putus cinta?
Aneh, kan? Itulah kisah masa lalu yang mengawali sebagian dari kehidupanku.heheheh ,,, lhah kok curhat sich ,, cinta pertama ,, cinta monyetku ,, hheheheh ....
sing : cinta monyet.... hanya cinta monkey....
BalasHapuswaha sejuk nech blognya...
BalasHapuskunjungan perdana mbak...
salam kenal y
sukses slalu!